Minggu, 27 November 2011

Kembangkan Bangunan Arsitektur Tropis

Kembangkan Bangunan Arsitektur Tropis


Bangunan yang memiliki prinsip arsitektur tropis perlu dikembangkan sebagai bentuk bangunan yang ramah lingkungan. Bangunan dengan prinsip ini dapat memproteksi radiasi matahari, mencegah peningkatan temperatur di dalam ruangan, dan memiliki ruang gerak bagi udara luar (Arsitektur Modern).
Profesor LMF Purwanto mengatakan hal tersebut dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Potensi Desain Arsitektur Tropis”, ketika dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Kamis (16/4), di Kota Semarang. Purwanto merupakan guru besar ke-4 yang dikukuhkan universitas dan pertama bagi Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata.
Purwanto mengatakan, prinsip yang ditekankan dalam arsitektur tropis adalah bangunan dapat menahan pengaruh negatif dari iklim tropis agar tidak masuk ke dalam ruangan. “Jadi, bentuk bangunannya bisa fleksibel yang terpenting memenuhi kaidah tersebut,” katanya.
Bentuk bangunan yang memenuhi prinsip arsitektur tropis dapat ditemui pada bangunan-bangunan tradisional yang berciri memiliki teritisan panjang dan jendela lebar agar temperatur ruangan tidak meningkat.
Namun, seiring perkembangan desain arsitektur, bentuk bangunan tersebut mulai ditinggalkan. Padahal, bangunan Arsitektur Modern terdapat kerugian seperti tidak memiliki kenyamanan termal dan tidak hemat energi.
Untuk itu, lanjut Purwanto, diperlukan desain bangunan yang dapat mengakomodasi fungsi tersebut tanpa harus mengubah bentuk, seperti dengan pemilihan bahan bangunan dengan penggunaan “jendela pintar” dan pemakaian energi alternatif.
cetak.kompas.com

Lebih Dekat dengan Seni Desain Arsitektur Modern

Arsitektur Modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Karakter ini dosinyalir pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke-20 ini.
Ada banyak pandangan tentang arsitektur modern. Ada beberapa kalangan arsitek yang berpendapat bahwa gaya dari arsitektur modern adalah suatu gaya yang dikendalikan oleh kemajuan teknologi, suatu yang berkaitan erat dengan mesin. Dapat dilihat dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton. Di sisi lain ada yang berpendapat bahwa arsitektur modern merupakan penolakan terhadap gaya lama. Hal tersebut dapat dilihat pada bangunan yang meminimaliskan adanya ornamen atau ukiran-ukiran. Bentuk mengikuti fungsinya sehingga gaya modern identik dengan menyederhanakan bangunan sehingga format detail tidak perlu.
Sejak tahun 1920, selain sangat signifikan dalam gaya bangunan Arsitektur Modern, juga telah menetapkan reputasi bagi arsiteknya. Tiga arsitek modern terbesar saat itu adalah Le Cobusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Jerman.
Arsitek Frank Llyod Wright adalah yang sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur modern di Eropa. Melalui karya-karya gedung tingginya yang tersebar, Wright merupakan salah satu dari sekian banyaknya arsitek yang sangat berpengaruh dalam dunia perarsitekturan.
Beberapa pendapat tentang Arsitektur Modern :
-          Bentuk mengikuti fungsi (form follows function) yang dicetuskan oleh pemahat Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis Sullivan.
-          Sedikit adalah lebih (Less is More) diumumkan oleh arsitek Mies van der Rohe.
-          Sedikit adalah lebih dan lebih adalah banyak (Less is More and More only when More is Too Much) yang diungkapkan oleh Frank Llyod Wright.
-          Sedikit itu membosankan (Less is Bore) yang dicetuskan oleh Robert Venturi, pelopor arsitektur Postmodern sebagai jawaban atas Gaya Internasional yang tidak menarik yang dipopulerkan oleh Mies van der Rohe.
fhy13.ngeblogs.com

Mengenal Arsitektur Modern


Arsitektur Modern memiliki ornament yang sangat minim. Pada arsitektur modern fungsi lebih ***tamakan dalam menentukan bentuk, ukuran dan bahan. Di Indonesia rumah-rumah dengan gaya arsitektur modern mulai banyak diterapkan pada awalt tahun 70-an.
Di masa sekarang pun banyak rumah-rumah baru yang dibangun dengan gaya arsitektur modern dengan penyesuain terhadap bahan bangunan dengan teknologi terkini, perkembangan budaya dan wawasan serta gaya hidup penghuninya.
Eksterior rumah dengan gaya Arsitektur Modern didominasi dengan jendela yang berukuran lebar dan atau tinggi, list plang beton memanjang dan kanopi yang menjeorok ke depan.
dan dengan kolom yang simple atau bahkan tanpa kolom. Bentuk masa rumah modern di dekorasi dengan ornament garis vertical, horizontal, dan diagonal yang sederhana pada dinding eksterior yang luas
Interior rumah modern ditata dengan ornament yang sederhana, plafond bertingkat dan void di ruang-ruang public yang meberikan kesan luas.
Ruang pada rumah dengan gaya arsitektur modern umunya transparan, menerus, ruang-ruang saling terhubung dengan ruang-ruang perantara dibatasi oleh dekorasi interior yang tidak masiv.
Bahan bangunan berupa stainless steel finishing polished, aluminum anodized, kaca berwarna / tinted glass, marupakan bahan dengan jenis finishing mencirikan rumah modern dimasa-masa awal berkembangnya di Indonesia. Disaat sekarang ini banyak bahan engunan dengan teknologi modern yang menjadi komponen penting seperti galvanized metal, granitile, grc, perforated metal dll.
Beberapa ciri arsitektur modern sebagai berikut:
* Asimetris
* Orientasi pola horizontal
* Atap datar
* Tidak ada cornice /profil atap
* Bentuk Kotak
* Halus
* Penampian efisien
* Sudut lengkung
* Jendela Kaca
* Aluminium dan stainless steel trim pada pintu dan jendela
* Panel mengkilap
* Baluster metal
* Deretan jendela atau garis-garis
* Sedikit atau tidak ada hiasan
* Denah terbuka
rancang.net

Desain Arsitektur Modern di Indonesia

Arsitektur Modern tidak mengalami perkembangannya di Indonesia, karena sebagaimana gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara barat, gaya ini masuk ke Indonesia sebagai pengaruh globalisasi. Gaya Arsitektur Modern muncul sebagai gaya internasional yang cukup memiliki kemiripan di semua tempat, semua negara. Setidaknya, gaya modern tetap mengusung fungsi ruang sebagai titik awal desain. Di Indonesia, gaya modern dipandang sebagai gaya dimana fungsi ruang juga merupakan titik awal desain
Dalam gaya hidup modern, masyarakat didalamnya cenderung menyukai hal-hal yang mudah dan cepat, karena berbagai alat dibuat secara industrial untuk kemudahan manusia. Sifat dasar gaya hidup modern adalah tuntutan untuk bergerak dan melakukan segala sesuatu dengan lebih cepat, yang didukung oleh teknologi dan industrialisasi. Teknologi dikembangkan untuk membuat pekerjaan dan kehidupan sehari-hari lebih cepat dan mudah, misalnya perkembangan teknologi informasi yang memudahkan manusia berkomunikasi menggunakan alat semacam telepon dan komputer.
Kualitas dan kecepatan menjadi hal yang penting dalam gaya hidup modern, sehingga terdapat kecenderungan untuk melihat nilai benda-benda berdasarkan besar fungsi atau banyaknya fungsi benda tersebut, serta berdasarkan kesesuaiannya dengan gaya hidup yang menuntut serba cepat, mudah dan fungsional.
Dalam Arsitektur Modern, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
Di Indonesia, gaya modern yang diterapkan terkadang masih memiliki unsur-unsur estetika yang ***sung dari gaya klasik ataupun etnik, sedangkan sebagian lagi telah memenuhi kaidah desain modern murni. Masih sering didengar istilah arsitektur klasik modern, arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Di Indonesia, terdapat kecenderungan untuk memasukkan unsur tradisi ornamen yang menjadikannya sebuah kategori arsitektur yang ambigu, apakah modern, ataukah postmodern?
Untuk menyebut gaya modern yang berornamen tersebut sebagai gaya modern murni bukanlah hal yang tepat, lagipula proses berkembang gaya ini tidak terjadi di Indonesia. Untuk menyebutnya sebagai gaya postmodern, apalagi, di Indonesia bahkan istilah ini cenderung dihindari untuk menghindari ketidak-fahaman masyarakat. Sehingga gaya Arsitektur Modern di Indonesia akan muncul sebagai gaya khas “Modern Indonesia” dengan karakter sebagai berikut:
q Memiliki perhatian yang besar terhadap fungsi ruang, yang didapatkan dari pola aktivitas penghuni
q Memiliki perhatian yang besar terhadap material bangunan yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir (estetika) yang diinginkan
q Memiliki analogi mesin dalam penataan dan pengembangan ruang-ruang
q Menghindari ornamen (bila murni gaya modern), atau menggunakan ornamen (bila postmodern, atau diberi embel-embel semacam: arsitektur modern etnik, arsitektur modern Bali, dan sebagainya)
q Penyederhanaan bentuk dan ornamentasi dan penghilangan detail yang ‘tidak diperlukan’ sejauh keinginan desainer (atau pemilik bangunan)
astudioarchitect.com

Rumah Tropis Modern yang Ideal


RUMAH tropis modern adalah desain yang tepat untuk mereka yang tinggal di negara tropis. Bagaimana membangunnya agar bisa menjadi hunian yang ideal?
Desain rumah (3d Visual Design) seperti apa yang menjadi favorit Anda? Apakah desain klasik, etnik, minimalis, atau modern? Ada baiknya saat membangun rumah, sang pemilik memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar rumahnya.
Jika kondisi cuaca di sana hanya mengenal dua musim, panas dan hujan atau tropis, ada baiknya jika desain rumah tropis yang dipadu dengan desain modern (3d visual) dijadikan panduan.
Iklim tropis berarti mendapatkan cahaya matahari yang melimpah, kelembapan udara yang cukup tinggi, dan curah hujan yang cukup tinggi pula. Efek yang bisa timbul dari hal ini ialah ruangan akan menjadi sumpek dan panas jika tidak ada sirkulasi udara yang baik
“Selain itu, kayu menjadi rawan terhadap pelapukan dan rayap. Begitu pula aliran hujan yang deras dan tertahan pada dak beton atau tersumbat dan menggenang pada talang akan rawan menimbulkan kebocoran,” sebut arsitek dari Mitra Graha Wisnu Brata.
Untuk itu, perlu dilakukan beberapa hal untuk menyiasatinya. Pertama, untuk mengatasi masalah pencahayaan sinar matahari pada siang hari, dibuat (3d visual) skylight atau lubang bukaan cahaya pada bagian atap maupun dinding bagian atas. Bisa juga dibuat berbagai bukaan jendela maupun pintu kaca yang cukup besar, membuat ruangruang terbuka di dalam rumah, baik berupa taman di tengah ruangan maupun di belakang rumah.
“Alternatif lainnya bisa dilakukan pemakaian glassblock dan kaca patri serta membuat area void dari lantai 2 dan lantai 1 dengan bukaan jendela yang cukup besar.Dengan begitu, lantai dasar dapat lebih terang,” kata Wisnu.
Langkah lain yang bisa dilakukan ialah mengatur dan mencoba mengarahkan arah jatuhnya sinar matahari pada bangunan. Caranya dengan membuat efek bayangan dalam ruangan dengan cara mencoba mengendalikan arah jatuhnya sinar melalui jendela atau skylight ke dalam bangunan.
Cara lainnya bisa menggunakan material dengan efek berat-ringannya terhadap cahaya seperti batu alam, beton, kayu, dan kaca atau besi.
Karena itu perlu dibuat (3d visual) kanopi untuk mencegah silau dan mengurangi tempias. Kalau perlu, buatlah kisi-kisi kayu atau besi sebagai secondary skin atau sunshading untuk mengurangi sinar matahari yang berlebih.
“Atau dicoba membuat tirai atau horizontal maupun vertical blind untuk mengatur sinar matahari yang masuk. Bisa pula membuat arah hadap bangunan tidak frontal ke arah barat tapi agak sedikit miring,” sebut Wisnu.
Untuk menyiasati kelembapan udara yang cukup tinggi, buatlah (3d visual) bukaan jendela atau pintu yang saling berhadapan satu sama lain. Tujuannya agar terjadi sirkulasi udara silang yang baik melalui sistem horizontal maupun vertikal.
Berikutnya, buatlah lubang-lubang angin baik di atas kusen maupun sisi dinding bagian atas agar sirkulasi udara menjadi lebih lancar.
Langkah lainnya, pilihlah kayu yang tahan terhadap pelapukan atau rayap atau dengan memberikan lapisan agar lebih tahan lama. Terakhir, soal curah hujan yang cukup tinggi, cobalah mengalirkan secepat mungkin curah hujan ke permukaan dan dalam tanah dengan cara memilih kemiringan atap yang curam.
“Jangan lupa untuk memilih genteng yang memiliki alur dan kedalaman lurus sehingga air lebih cepat mengalir. Memasang talang vertikal yang banyak dan besar, terutama untuk yang menggunakan atap datar, juga bisa dilakukan,” kata Wisnu.
“Jangan menggunakan melamik karena cenderung mudah rusak. Pilih juga cat tembok yang lebih tahan terhadap iklim luar seperti cuaca yang ekstrem maupun jamur dan lumut,” saran Wisnu. Nah, sudah siap membangun (3d visual) rumah tropis modern idaman Anda?
lifestyle.okezone.com

Menanti Terwujudnya Arsitektur Desain Nan Ramah Lingkungan

Dunia desain interior Indonesia yang mulai berkembang pada era 1980-an kini telah berubah dengan cepat mengikuti tren desain interior yang juga bergerak cepat. Sebelum tahun 1985, menurut desainer interior Siti Adiningsih Adiwoso, tren arsitektur desain interior yang sebelumnya diperkirakan akan berubah tiap 10 tahun, menjadi berubah setiap lima tahun sekali.
Perubahan tersebut semakin cepat ketika memasuki tahun 2000. Sejak tahun itu, perubahan tren desain interior terjadi setiap 30 bulan. Perubahan tren tersebut juga diikuti dengan pekembangan teknologi yang digunakan. Teknologi digital generasi terbaru serta perusahaan yang dituntut lebih efisien, mewarnai perkembangan arsitektur desain interior.
Perkembangan dunia desain interior turut pula dipengaruhi oleh perubahan iklim global. Menurut Siti, terjadinya pemanasan global atau global warming menuntut para arsitek untuk menghasilkan karya desain yang ramah lingkungan atau lebih dikenal dengan rancangan Arsitektur Desain hijau atau “green design”.
Siti Adiningsih Adiwoso mengatakan, para arsitek Indonesia harus berani menjadi agen pembangunan dalam terciptanya arsitektur desain yang ramah lingkungan. “Desainer interior atau arsitek dalam negeri jangan hanya berorientasi terhadap uang, dan tidak mau tahu arsitektur desain yang ramah lingkungan,” katanya.
Ia menilai, penerapan arsitektur desain “green design” dalam perkembangan zaman, sesungguhnya sangat mudah diterapkan. Ia mencontohkan, dengan memperbanyak penggunaan kaca pada sebuah bangunan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam.
Ia juga mengritik arsitektur desain bangunan modern di Jakarta yang belum mengacu pada bangunan ramah lingkungan atau “green building”. “Masalahnya ada pada klien yang meminta macam-macam,” katanya.
Pendapat serupa juga disampaikan desainer muda Leonard Theosabrata. Menurut dia, para desainer harus kembali sadar atas pentingnya arsitektur desain yang ramah lingkungan. “Green design ini merupakan suatu keharusan. Mau atau tidak, hanya masalah waktu menuju ke sana,” katanya.
Yang terpenting dalam arsitektur desain ramah lingkungan ini yakni adanya pengertian antara desainer dan pelanggan sebagai pengguna jasa.
“Hal terpenting ialah meningkatkan kesadaran desainer dan klien tentang arti penting green desain,” katanya.
Ia menambahkan, desainer interior Indonesia masih memiliki peluang besar untuk menunjukkan kemampuan dan berkarya di dalam negeri. Ia menuturkan, peluang para desainer Indonesia untuk berkarya di dalam negeri cukup besar, mengingat belum banyak desainer asing yang bekerja di negeri ini.
“Kesempatan masih luas bagi desainer Indonesia untuk membuktikan diri,” katanya
Menurut dia, jika para desainer Indonesia justru memilih untuk berkarya di luar negeri, maka mereka justru akan sulit menujukkan kemampuannya, karena persaingan yang cukup ketat. Ia mengakui, para desainer lokal masih terbawa dengan gaya dan arsitektur desain dari luar. “Desainer Indonesia memang sudah mulai kembali pada tren desain lokal, namun masih belum cukup,” katanya.
Menurutnya, gaya desainer dalam negeri boleh saja tetap mengadopsi model dari luar, namun esensi dari produk lokal jangan sampai hilang.
greenlifestyle.or.id


http://sijanggut.blogdetik.com/tag/arsitektur-modern/

Konstruksi bangunan paling menakjubkan

Konstruksi bangunan paling menakjubkan

Kontruksi bangunan di bawah ini adalah kontruksi bangunan yang sangat indah dan menakjubkan di dunia coba saja anda tengok di sini
1. Barrier Di Venice
Venice mempunyai Barrier ( penghalang ) banjir terbesar di dunia. Proyek ini sebenernya telah menjadi perdebatan selama kurang lebih 40 tahun untuk melindungi kota historis ini di masa depan. Kota Venice secara perlahan tenggelam dan air disekitarnya mulai naik, banjir adalah hal yang paling ditakutkan para penduduk disana. Pada akhirnya Perdana Mentri menyetujui proyek tersebut, yang terdiri dari 80 barrier yang masing-masing barrier mempunyai luas 6.500 meter persegi.




2. The Bailong Elevator Di China
Zhangjiajie, Cina : The Bailong Elevator, lift ini merupakan lift dengan exterior terluas di dunia, dengan ketinggian mencapai 1,000 kaki lift ini terbuat dari kaca untuk memudahkan penumpangnya melihat pemandangan dari ketinggian. Satu-satu nya yang menjadi masalah adalah, dampak lift ini pada lingkungan disekitarnya pada masa depan.


3. The Millau Viaduct Di Prancis Millau, Perancis : The Millau Viaduct adalah jembatan tertinggi di dunia, ketinggiannya hampir 1,000 kaki ( lebih tinggi dari Menara Eiffel ! ), sampai-sampai awan pun bisa terlihat seperti gambar diatas. weeeeeeww……




matur suwun


http://oxana.blogdetik.com/2009/08/19/konstruksi-bangunan-paling-menakjubkan/

Sabtu, 06 Agustus 2011

Sumbangan Basa lan Budaya Jawa

Sumbangan Basa lan Budaya Jawa
tumrap Manajemen *)
Dening: Sutadi, Ketua Pepadi Jawa Tengah

Sumbangan Basa lan Budaya Jawa
tumrap
Manajemen *)

Gamelan Jawa
Sarasehan sing ngrembug babagan sumbangan Jawa tumrap Manajemen tau diadani ana ing Semarang. Apa ana sumbangan basa lan budaya Jawa tumrap manajemen, sing wektu iki kepara maju nututi majuning jaman modern. Prayoga menawa digoleki lan dijingglengi. Ana ing sarasehan mau aku miwiti saka andharan bab ‘Wong Jawa, Budaya Jawa lan Jagad Jawa’. Tebane jembar banget, amarga ‘wong Jawa’ wektu iki ora mung sing ana ing pulo Jawa. Wong Jawa wis tambah, mrambah lan mratah ana endi-endi.
Wong Jawa ora bisa pisah karo sejarahe wiwit jaman kuno tekan saiki. Prof Dr Koentjaraningrat ana ing bukune Kebudayaan Jawa ngrujuk tulisane Th Pigeaud, BJ Schrieke lan WF Wertheim njlentrehake bab anane unsur budaya Jawa, yakuwi: basa, sistem teknologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem religi lan seni budaya. Kejaba iku uga di andharake anane ‘variasi regional’ utawa ‘sub kultur’ ing pulo Jawa, yakuwi: Banten, Sunda, Pesisir Kulon, Banyumasan, Bagelen, Negari Gung (Surakarta lan Ngayogyakarta), Pesisir Wetan, Mancanagari, Medura lan Sabrang Wetan. Karana iku Budaya Jawa tebane jembar lan jero banget, upama sumur menawa ditimba banyune ora bakal asat. Gegandhengan karo babagan iku ana pitakonan sing perlu digatekake : ‘apa ana sumbangan basa lan budaya Jawa tumrap manajemen’ ?.
Wong Jawa lan Budaya Jawa apa wis malebu ‘forum’ global?
Globalisasi perlu ditegesi minangka kaanan sing kedaden sawise bangsa-bangsa ing donya iki padha sesambungan ing babagan sosial, ekonomi lan politik. Dr Sri Hastanto ana ing tulisane ngandhakake yen ngungak sejarah Jawa, ukiran ing candi Borobudur ana sing tinemu ing Madagaskar. Pujangga Jawa anggone nulis crita Panji Inu Kertapati uga tinemu ing Thailand lan Cambodia, kanthi sebutan Ino. Kakawin Ramayana lan Mahabarata saka India malebu ing tanah Jawa; kabudayan Cina uga malebu ing bumi Jawa lan sapiturute. Malah kepara akeh tulisan utawa buku sing ditulis dening sarjana mancanagara ngenani bab sastra lan budaya Jawa. JHC Kern lan WH Rassers akeh naliti bab basa Sanskerta, basa Kawi lan kabudayan ‘Timur’, yakuwi : Kawi Studien, de Panji Roman, The Cultural Hero, A Structural Study of Religion in Java, lan liya-liyane. Ana ing buku ‘Sastra Jawa’ akeh banget ngemot akehing sarjana manca sing nulis lan naliti bab wong Jawa lan budaya Jawa. PJ Zoetmulder uga nulis buku sing misuwur antarane yakuwi ‘Kalangwan’ lan kamus ‘Old Javanese English Dictionary’. JJ Rass ngenani sastra jawa ana ing bukune ‘ Maatschappij en Letterkunde op Java’, GWJ Drews ana ing ‘The Roman of king Anglingdarmo’, JFC Gericke lan T Roorda ana ing ‘Het Oud Javaansch-Nederlandsch Woordenboek’, JMW Bakker ana ing buku ‘ Agama Asli Indonesia, Niels Mulder ana buku ‘Kebatinan dan Cara Hidup Orang Jawa’, Frans Magnis Suseno nganani ‘Etika Jawa’, Denys Lombard ana ing buku ‘Nusa Jawa: Silang Budaya’. M Clara van Groenedael ana ing buku ‘Dalang di Balik Wayang’ lan isih akeh banget maneh tulisan utawa buku ngenani budaya Jawa. Kumpulan layang para Ratu marang para sakhabate ana ing mancanagara sing sinebut ‘The Golden Letters’, lan kumpulan layang-layange Ibu Kartini ana ing buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’, bisa dadi tandha menawa Wong Jawa lan Budaya Jawa wis malebu ing forum global.
Sumbangan Basa lan Budaya Jawa tumrap Manajemen
Manajemen wektu iki kepara maju orang mung mligi bab prosese wiwit saka ‘perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan lan pengawasan’, nanging wis malebu ana ing tataran utawa ranah pemerintahan lan pembangunan wilayah/ daerah. Orientasine ora mung ‘one sided’ nanging wis ‘multiple sided’ gumantung karo cak-cakane. Ngadhepi kaanan utawa jaman sing maju, sumbangan ing babagan ilmu pengetahuan lan teknologi tumrap manajamen akeh banget. Piranti studi sing rupa analisis wis akeh banget, yakuwi analisis : ‘short term, long term, lingstra, telstra, MIS, decision making process’ lan liya-liyane, dadi piranti sing penting tumrap manajemen. Karana iku apa ana sumbangan basa lan budaya Jawa tumrap manajemen ?.
DR RMA Sudi Yatmana milah bab-bab sing ana sambung rakete karo basa lan sastra, yakuwi : aksara Jawa, babad, riwayat, carita gancaran, carita cekak, carita ginurit, saloka, novel, esei, naskah-naskah, manuskrip, primbon, wejangan, andharan, pitutur, pepali, suluk, kidungan, tembang lan liya-liyane. Ana ing basa lan sastra Jawa akeh ‘ngelmu’ sing bisa disinau, yakuwi : filsafat Jawa, etika Jawa, kebatinan, kejawen, kawaskithan, kalantipan, kajiwan, kanuragan, guna kasantikan, pawukon, petung, palintangan, ramalan, jangka, pralambang, ngelmu wewangunan (arsitektur) lan liya-liyane isih akeh banget.
Wulangan Jawa sing ana ing Tradisi , adat istiadat, upacara (ritus, ritual), pewayangan lan pedhalangan (seni widya, seni ripta, seni sastra, seni pentas), tetembungan utawa ‘ungkapan tradisional’ lan liya-liyane bisa dadi sumber kanggo njingglengi sumbangan Jawa tumrap manajemen.
Sepisan, nilai-nilai filsafati sing ana ing sesanti ‘mamayu hayuning bawana’, sing mbanjur tambah dadi ‘mamayu hayuning nusa bangsa, mamayu hayuning sasama’. Wewaton sesanti iku ana wulangan Jawa supaya pada ‘sadar kosmis’, bisa njaga, ngapikake, ngletarekake lingkungan (eco system). Ana ing manajemen pembangunan sinebut pembangunan sing lumaku lestari utawa ‘langgeng’ (sustainable development).
Kapindho, ana ing pewayangan lan pedhalangan akeh banget wulangan sing bisa disumbangake tumrap manajemen . Wewaton crita Ramayana ana prinsip sing sinebut ‘Astha Brata’, wulangan cacah wolu supaya bisa duwe watak hambeging : ‘kisma, tirta, samirana, samodra, candra, baskara, dahana lan kartika’. Yakuwi watak-watak: tresna, loma, asih, susila anoraga, adil, sabar, momor lan momot, madhangi, mratani lan bengkas angkara amurka.
Watak Ratu uga sinebut ana ing pocapan dalang : …‘dene utamane Nata berbudi bawa laksana’. Ratu utawa pemimpin kudu ngugemi lan memundhi sumpah, janji, prasetya, prinsiplan paugeran, tembunge liya : ‘Sabda Pandhita Ratu tan kena wolawali’. Ratu utawa pemimpinkudu njaga ilate : aja mencla-mencle, aja esuk dhele sore tempe.
Katelu, nilai-nilai sing ana ing kakawin, naskah-naskah, serat-serat, manuskrip Jawa perlu digoleki, tuladhane yakuwi sesanti ‘Aja Dumeh’ , lamun sira nduweni panguwasa aja ‘kumawasa’, lamun sira duwe wewenang aja ‘sewenang-wenang’.
Nilai-nilai sing ana sesanti ‘Aja Dumeh’ gayut banget karo watak-watak lan kharakter pemimpin sing prayoga ‘andhap asor, lembah manah lan nguwongake wong’. Sri Mangkunagara IV nulis ana piwulang tumrap para nayaka praja lan punggawa ana ing tembang Dhandhanggula ‘Werdiningkang warsita jinarwi, wruh ing khukum iku watakira, adoh marang kanisthane, pamicara punika, weh resepe ingkang miyarsa, tatakrama punika, ngedohken panyendhu, kagunan iku kinarya, ngupa boga dene kelakuan becik, weh rahayuning raga’.
Ana maneh wulangan saka Sri Mangkunagara I yakuwi Tri Darma : ‘rumangsa melu handarbeni, wajib melu hangrungkebi, mulat sarira hangrasa wani’. Kejaba saka iku, Mabes TNI uga netepake 11 (sewelas) asas kepemimpinan TNI sing dijupuk saka basa lan sastra Jawa, yakuwi : ‘Takwa, Ing Ngarsa sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, Waspada Purba Wasesa, Ambeg Parama Arta, Prasaja, Satya, Gemi Nastiti, Belaka lan Legawa’.
Ana maneh wulangan Jawa sing pas banget menawa dicakake ana pemerintahan yakuwi nilai-nilai sing ana tembung ‘njaga praja’. Konsep njaga praja ora mung nata babagan pemerintahan, njaga katetentreman, gawe Undang-undang lan liya-liyane, nanging wis malebu ana ing tataran njaga kawibawan, watak harkat lan martabat para nayaka praja lan punggawa. Prajane lembaga eksekutif kudu dijaga, prajane legislatif lan yudikatif uga kudu dijaga.
Drs RMP Sosrokartono menehi wulangan, yakuwi nilai-nilai sing ana ing sesanti : (1) ‘nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, digdaya tanpa aji, sugih tanpa bandha’ (2) anglurug tanpa bala, tanpa gaman, ambedhah tanpa perang, tanpa pedhang, menang tanpa mejahi, tanpa nyakiti, wenang tanpa ngrusak ayu, tan ngrusak adil, yen unggul, sujud bekti marang sesami’. (3) leladi Sasamining Dumadi, Mamayu Hayuning Sasamining Umat, Mamayu hayuning Jagad, Ngawula Dhateng Kawulaning Gusti, Mamayu hayuning Urip’.
Ana ing babagan manajemen politik sing kalebu angel lan rumit, ana tetembungan sing perlu digatekake, yakuwi: ‘kriwikan dadi grojogan, dhandhang diunekake kontul, kontul diunekake dhandhang, esuk dhele sore tempe, mencla-mencle, cidra ing janji, ujare mbolak mbalik mbulet, njaba putih njero ireng, melik gendhong lali, ana dom sumurup ing banyu, nabok nyilih tangan, mbidhung apirowang’, lan liya-liyane.
Sabanjure ana uga tetembungan sing prayoga di ngreteni lan dirasakake, yakuwi : ‘sepi ing pamrih rame ing gawe’, ‘gotong royong holopis kontul baris’, ‘aja rumangsa bisa, bisaa rumangsa’, ‘tan melik tan nampik’, ‘manembah, manunggal, makarti, makarya, mandhireng’, ‘tepa sarira mulat sarira, eling precaya, tresna, temen, adil, budi luhur, ‘rukun agawe santosa, crah agawe bubrah’, lan liya-liyane.
Kapat, tradisi slametan utawa wilujengan tumrap wong Jawa bisa dadi wulangan. Sadurunge miwiti pakaryan dianani slametan kanthi lambaran panyuwunan supaya kabeh ayahan wiwit purwa, madya, wasana tinemu slamet, hayu, rahayu niskala. Sawise kabeh rampung diadani syukuran sing ujube ngaturake panuwun marang Gusti Allah Sing Maha Kuwasa. Wulangan Jawa tumrap perencanaan tinemu ana ing ‘tanggap ka’, yakuwi wulangan supaya aja : ‘kedhuwuren, kedawan, kegedhen empyak kurang cagak, kakehen, kebangeten, kabablasen’ lan liya-liyane. Ana maneh wulangan ana ing unen-unen : ‘kesusu selak apa’, ‘kesuwen ngenteni apa’, ‘alon-alon ning kelakon’, sing rikat ning aja kebat kliwat’, ‘sing gemi nastiti ngati-ati’, ‘aja mindho gaweni’, ‘sing rigen mugen lan tegen’, ‘sing titi, rukti rumanti’, lan liya-liyane.
Drs Darmanto Jatman SU uga ngandharake bab nilai-nilai budaya Jawa sing gayut karo pengawasan, yakuwi prelune ‘mawas diri’ sing unik Jawa minangka proses njingglengi ‘diri pribadi’ (self control, self assesment), lan anane nilai utawa konsep : ‘nuturi, ngandhani, ngelikake’, ‘elik-elik, alok-alok, elek-elek’, ‘ngono ya ngono ning ya aja ngono’ lan liya-liyane. Drs Sutadi uga njlentrehake bab pengawasan cara Jawa, nganggo cara laku ‘namur kawula’, utawa ngirim paraga sing dadi ‘telik sandi’, kanggo ngreteni kaanan sing sanyatane.
Konsep jawa sing gayut karo pengawasan, yakuwi : ‘Desa mawa Cara, Negara mawa Tata’, Sing Sapa salah Seleh’, Menawa Kasinungan Panguwasa aja Kumawasa, Jejeg jujur iku jejering Manungsa’ , lan liya-liyane. Nilai-nilai etik lan moral sing migunani lan gayut karo pengawasan uga tinemu ana ing : ‘prasetya, janji, ikrar, sumpah, pepali, wewaler’ lan liya-liyane. Basa lan Budaya Jawa akeh sing bisa disinau, dijingglengi lan diteliti supaya bisa disumbangake tumrap manajemen. Kemajuan babagan ilmu pengetahuan lan teknologi prelu disinau lan dicakake tumrap manajemen, supaya luwih cepet, rancag, tepat lan akurat.-
————————
*) makalah ana ing Seminar Internasional Basa Jawa
ing Suriname 26-27 Mei 2005

http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/27/pepadi-4-sumbangan-basa-lan-budaya-jawa-artikel-bahasa-jawa-oleh-ki-sutadi-ketua-pepadi-provinsi-jawa

SESORAH

Nuwuhaken Tresna Bab Basa, Sastra, lan Budaya Jawa

Nuwun,

Agunging pakurmatan konjuk dhumateng para rawuh, kakung sumawana putri, mirungganipun dhumateng para kadang mudha ingkang tansah manggih karaharjan. Nyuwun agunging pangaksama wondene kula sampun kumawantun ngadeg matur wonten ing ngarsa panjenengan sadaya, nun inggih awit saking adrenging manah anggen kula badhe ndherek urun rembag menggah babagan kawontenanipun budaya Jawi tumrap generasi mudha.

Para lenggah ingkang kinurmatan,

Ing kalodhangan wekdal menika kula badhe ngaturaken andharan ingkang magepokan kaliyan prekawis tresna marang budaya Jawi kanthi sesirah: “Nuwuhaken raos tresna budaya Jawi tumrap generasi mudha kanthi nyinau basa, sastra tuwin budaya Jawi”. Minangka purwakaning andharan sumangga tansah ngaturaken puja-puji panuwun dhumateng Gusti Ingkang Murbeng Dumadi, ingkang datan kendhat tansah paring lumunturing kanugrahan tumanduk dhumateng kula lan panjenengan sadaya. Saengga kanthi kanugrahan gadhuhaning Gusti makaten kalawau, ing kalenggahan menika kula lan panjenengan sadaya kuwawi kempal kanthi kebak ing karaharjan miwah kabagaswarasan, kalis ing rubeda nir ing sambekala.

Para lenggah ingkang satuhu bagya mulya,

Sampun kasub bilih Ngayogyakarta menika katelah kitha pendhidhikan, ingkang tegesipun minangka papan ngangsu kawruh menggahing samukawisipun ngelmi tumrap para siswa ingkang mijil saking laladan Ngayogyakarta menapa dene kitha sanes ing wewengkon nuswantara, kepara malah wonten ingkang saking negri manca. Ngayogyakarta ugi mujudaken kitha budaya, awit Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat minangka punjering kabudayan adiluhung Jawi ing tlatlah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dumugi ing samenika taksih nguri-uri adat budaya Jawi murih mekar saha ngrembakanipun. Manut ewah gingsiring jaman, kanyata samenika kathah para mudha saking laladan Ngayogyakarta piyambak ingkang sampun kesupen, nglirwakaken, kepara malah nilaraken bab basa, sastra tuwin budaya Jawa menika. Temtunipun prekawis menika dados tanggeljawab saha penggalihan kula lan panjenengan sedaya.

Para lenggah ingkang satuhu kinurmatan,

Kula pitados bilih para lenggah, para sutresna Jawa menika boten badhe lila menawi basa, sastra tuwin budaya Jawi menika ical kasileb ing jaman, kerem ing kahanan, kasoran dhateng budaya sanes. Sedaya menika boten cekap namung dipuneman-eman kemawon, ananging betah lampah, penggalihan, kepedulian, kawigatosan, tuwin lampah nyata ingkang kedah katindakaken magepokan kaliyan babagan menika. Kadospundi saha menapa kemawon kupiyaning kula lan panjenengan sedaya murih masyarakat Jawa, mliginipun para generasi mudha ingkang dados agul-aguling bangsa menika nresnani saha nggilut dhateng budaya Jawa?

Para lenggah ingkang satuhu bagya mulya,

Mangga samya nglodhangaken wekdal, nglonggaraken saha ngeningaken penggalih kagem nintingi sedaya menika. Wonten ing era globalisasi samangke, bangsa Indonesia katuntut siaga saha tanggap ing babagan menapa kemawon kalebet ewahing budaya. Bab menika boten saged kasandhet amargi budaya menika asipat dinamis, boten statis saha tansah pados wujud enggal nuting jaman kalakone, kados siklus organisme. Namung makaten, ampun ngantos budaya Jawa kanthi gampil kalindhes kepara dene kasoran dhateng budaya modhern ing era globalisasi. Ing wanci menika kathah bangsa manca ingkang sinau sarta nggilut budaya Jawi, menapa bakal kalakon ing mangke kula lan panjenengan sadaya kedah nyinau budaya Jawi ing negari manca? Mlebetipun muatan lokal basa Jawa ing pamulangan dhasar ngantos menengah menika panci salah satunggaling kupiya kagem nyembadani perkawis icalipun budaya Jawa. Siswa dipunwulang wuruk babagan basa, sastra tuwin budaya Jawa kanthi pangajab sageda nuwuhaken raos tresna, andarbeni saha angrungkebi dhateng budayanipun piyambak. Sedaya punika betah metode saha cara ingkang cocog dhateng jiwaning para mudha, boten kedah lugu, lugas lan mlaha menapa wontenipun. Langkung betah variasi, kombinasi, kolaborasi, saha eksperimen kagem mujudaken sedayanipun. Dene asilipun boten nguciwani, katitik saking kegiyatan-kegiyatan budaya, taksih kathah para mudha ingkang purun nyartani. Kadosta ing pentas drama Jawa, karawitan, kolaborasi etnik-modhern, beksan, macapat, kethoprak, lan sanes-sanesipun.

Para lenggah ingkang satuhu bagya mulya,

Modhernisasi saha globalisasi panci nuwuhaken perkawis ingkang manekawarni. Sinten ingkang boten siaga badhe kalindhes tuwin kasoran, wondene ingkang siaga bakal katon manjila. Trep kaliyan kahanan ing jaman sapunika, kula lan panjenengan sedaya kedah angulah lantiping budi, eling, saha emut kados pangandikanipun KGPAA Mangkunegara IV ingkang sinerat wonten ing serat Wedhatama pupuh Kinanthi menika:

Mangka kanthining tumuwuh

salami mung awas eling

eling lukitaning alam

dadya wiryaning dumadi

supadi nir ing sangsaya

yeku pangreksaning urip

marma den taberi kulup

angulah lantiping ati

rina wengi den anedya

pandak panduking dumadi

mbengkas kahardaning driya

supaya dadya utami

upamane wong lumaku

marga gawat den liwati

lamun kurang ing pangarah

sayekti karendhet ing ri

apese kesandhung padhas

babak bundhas anemahi

Para lenggah ingkang satuhu kinurmatan,

Makaten ingkang saged kula aturaken lan mbokbilih kathah atur ingkang boten nujuprana saestu kula nyuwun lumunturing sih samodra pangaksami panjenengan sadaya. Nuwun, maturnuwun.

(Sumaryono, 2008 kanthi ewah-ewahan sawetawis)


sumber:http://www.sastrajawa.com/sesorah/

Jumat, 04 Maret 2011

Masa Remaja, Masa Penentuan

Di masa remaja ini, bagiku adalah sebuah jalan yang sangat bercabang. Dimana aku harus menentukan jalur yang aku pilih. Dimasa sekarang ini aku harus pandai memilah jalur tersebut. Di karenakan bayak bisikan dari berbadai arah yang membuatku harus memiliki tonggak yang kuat, tonggaku itu adalah prinsip. Maklum lah, aku baru kelas X, disebuah SMK terkemuka di Jogja. Masih sangat rentan terhadap pergaulan di masa sekarang ini. Jadi dalam pergaulan aku lebih memilih-milih, hanya tak ingin mengecewakan orang tua yang selama ini telah banyak memberikan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya.
Masa penentuan itu pun telah kumulai secara perlahan. Masuk ke sebuah SMK dengan mengambil jurusan Gambar Bangunan. Disinilah aku mulai menyusun pondasi masa depan yang cerah. Aku tidak menyia-nyiakan kesem patan untuk memperdalam pengetahuan ku tentang ini, demi terwujudnya sebuah pencapaian menjadi orang yang berhasil di kemudian hari. Keluarga, Kerabat, Guru, dan semuanya senantiasa mendukungku.
Mulai saat ini aku sudah memutuskan untuk menjalankan pilihanku ini. Sebuah pilihan yang menjadi titik awal keberhasilan. Menjadi seorang remaja janganlah di sia-siakan. Menjadi seorang remaja adalah sebuah penentuan untuk sebuah masa depan yang cemerlang..