Jumat, 24 Agustus 2012

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh...

  
    Kewajiban siswa SMK kelas 2 adalah melakukan praktek kerja lapangan selama kurang lebih 3 bulan. Persiapan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran di sekolah akan diterapkan dalan praktek kerja lapangan ini. Praktek kerja lapangan memang sangat berguna bagi setiap siswa SMK, dapat merasakan bagaimana situasi kerja yang nyata. Apalagi jika kerja yang kita lakukan dapat menarik minat yang mempunyai perusahaan, sehingga peluang kerja dapat kita peroleh dengan mudah.
Penerapan pembelajaran di sekolah sangat penting, sehingga dalam praktek kerja kita tidak kaku dan tegang.


    Nah, kini akan berbagi pengalaman praktek kerja yang saya lakukan di sebuah CV yang ada di Yogyakarta.
Saya seorang siswa  SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA jurusan Gambar Bangunan.
Memang cukup menjadi issue yang terkadang membuat siswa kelas 2 cukup ketakutan dalam melaksanakan praktek kerja ini, dikatakan sebagai fase "penyaringan". Namun apalah artinya jika kita telah siap dan cukup bekal dari pembelajaran di sekolah.

Langsung saja sedikit pengalaman yang saya alami di tempat praktek kerja lapangan, saya masuk dalam sebuah pembangunan dan rehab sekolah yang ada di daerah Kotagede, Yogyakarta.
      Hari pertama masuk kerja, ya seperti orang yang baru pertama masuk, nerveous pasti, tapi dorongan keingin tahuan akan pembangunan yang membuat semua sirna,
Sebagai calon Arsitek, megetahui segala macam hal tentang bangun membangun bangunan tidak boleh aku lewatkan, baik dari segi pengadaan barang, perencanaan, perizinan bahkan logistik, semua aku lakukan dengan semangat dan antusias tentunya.
Sampai disana pekerjaan yang dilakukan adalah pembongkaran rangka atap lama.




Setelah genteng dicopot, nampaklah rangkaian konstruksi atapnya. Reng 2/3, Usuk 5/7, Gording 8/12, kuda-kuda, nok 8/12, balok tembok 8/12.
Sekilas memang nampak cara pemasangan usuk yang selang seling, memang dikatakan kurang aman, namun dalam kenyataannya banyak yang memasang dengan sistem seperti ini dengan memperhatikan keamana dan perhitingan dengan seksama.



Setelah reng, usuk telah dilepas, nampaklah rangkaian konstruksi kuda-kuda kayu, yang terdiri dari kaki kuda-kuda 8/12, balok tarik 8/12,  balok gantung 8/12, balok sokong 8/12, balok gapit, klos, balok pengunci.
Konstruksi kuda kuda kayu yang telah memenuhi standar keselamatan sagat amat penting dan harus diterapkan, karena kuda-kuda ini merupakan bagian yang sangat penting pada atap, terurama atap dengan bentuk atap kampung atau limasan..


Perlu diketahui bangunan sekolah ini sudah cukup lama berdiri, sehingga rehap yang akan dilakukan akan membuat bangunan baru serta di buat menjadi 2 lantai, sehingga konstruksi yang diterapkan harus sesuai dengan bangunan bertingkat.
Dikarenakan hal itu maka ukuran kolom untuk menopang plat lantai dan bangunan di atasnya harus sesuai dengan perhitungan yang tepat.





Setelah perencanaan kolom bangunan dengan 2 lantai telah terencana dan telah didirikan, jangan dilupakan pula penggunaan foot plat pada dasar setiap kolom sebagai pondasi dasar agar baangunan lantai 2 ini dapat kokoh dan mampu menopang bangunan di atasnya, Pemsangan begesting juga sangat penting dalam hal ini dan tingkat kepadatan adukan beton sangat di perhatikan, disamping dimensi ukurannya yang cukup besar, kebutuhan besi baik polos maupun ulir (deform) sangat penting. Untuk campuran adukan yang biasa digunakan adalah 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil (split), namun ada memang canpuran di ubah sesuai kondisi lapangan denagan jarak dan ukuran besi yang digunakan, namun jangan melupakan tingkat kekuatan beton yang harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Membicarakan bangunan dengan 2 lantai kita tidak mungkin melupakan adanya balok beton bertulang, baik balok induk ataupun balok anak. Fungsi dari balok adalah menopang plat lantai dan sebagai pembagi luasan plat lantai, dikarenakan semakin luas sebuah plat lantai akan semakin besar pula kemungkinan terjadi lendutan, sehingga balok sengat memiliki peran yang sangat penting.
Dimensi balok dapat disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi, dan perhitungan tekanan, serta beban hidup atupun beban mati.

 

Perhatikan antara balok induk dan balok anak ini, ukuran dimensinya jelas berbeda, kebutuhan besi juga tidak sama, jarak antar beugel sering di ambil 15 cm. Balok induk dengan dimensi yang cukup besar biasanya menggunakan kombinasi antara besi ulir dan polos.
Dan pertemuan antar balok harus dibuat pengait antara keduanya.

Hal ini dilakukan agar balok tidak bergeser dan tetep pada tempatnya, namun perlu di perhatikan ukuran pengait antar balok harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan sesuai dengan standar keamanan.


Sedikit infirmasi tentang perbedaan kolom dan balok:

BALOK
  • Posisi tulangan terpasang secara horisontal.
  • Ada tulangan geser.
  • Ada sendi dan rool.
  • Pengecoran harus dilakukan secara langsung.
  • Pemasangan tulangan utama tidak harus simetris (jumlah) antara tulangan atas dan bawah. sesuai dengan beban yang ditopang balok, biasanya tulangan bawah lebih banyak.
  • Dapat menggunakan tulangan "jaran kepang", ataupun tidak menggunakan.
KOLOM
  •  Posisi tulangan terpasang secara vertikal.
  • Tidak terdapat tulangan geser.
  • Biasanya ada kolom jepit dan bebas.
  • Pengecoran dapat dilakukan secara bertahap, begesting maksimal dengan ketinggian 1 meter. (menurut konstruksi kolom pada masa belanda)
  • Pemasangan tulangan pokok simetris. 
  • Tidak terdapat tulangan "jaran kepang".
Perlu diperhatikan, pada besi dipasaran hanya ada dengan ukuran 12 meter, sehingga sambungan antar besi tidak dapat dihindari, maka dapat disambung dengan panjang sambungan besi (50 x diameter besi yang digunakan). Terdapat tujuan di jualnya besi dengan panjang 12 meter, salah satunya adalah pemuaian antara adukan beton yang berbeda dengan besi, sehingga jika terjadi keretakan bangunan tidak semua retak, karena bentang maksimal besi 12 meter.


Kembali lagi dalam tema yang diatas, setelah pemsangan kolom, dan begesting serta rangkaian konstruksi balok, maka masuk dalam pembuatan kerangka plat lantai. Hal yang pertama adalah pemasangan rangkaian cetakan plat lantai, dengan menggunakan papan tripleks dengan ketebalan hampir 1 cm, dan kerangka dari usuk kayu glugu.


    
Nah.. setelah semua persiapan ini siap pengecekan antar sambungan sangat di butuhkan, sehingga begesting untuk cetakan plat kantau rapat dan terhindar dari kebocoran. Dan juga pasa setiap sambungan antar papan di lapisi dengan lakban/plester sebagai perekat dan merekatkan celah antar papan yang ada.
setelah papan siap dan begesting balok telah dipasang dan siap, maka tahap selanjutnya adalah perangkaian tulangan plat lantai, yang terdiri dari tulangan pokok dan tulangan pembagi.
Tulangan pokok biasanya mengarah pada arah lebar, dan tulangan pembagi pada arah memanjang.
Rangkaian penulangan ini memang harus diperhatikan dalam penggunaan tulangan yang akan digunakan, karena akan mempengatuhi kualitas beton yang akan terbentuk.